Rabu, 25 Mei 2016

ADA APA DENGAN AWAN?

Duniaku Alam

Beragam bentuk awan, ada yang seperti ikan, kelinci, dsb. 
Seperti apa awan yang kamu lihat?

Siapa yang tidak suka dengan awan? Ah, mungkin hanya yang sedang sakit gigi hehe.
Coba deh berbaring di lapangan rerumpuntan saat hari cerah, lihat deh awan yang bergumpal-gumpal di beberapa bagian langit. Lihat, ada yang seperti kelinci, ada yang seperti ikan, ah itu mah seperti teman kita.

Tapi saat kita bermain-main dengan memandang bentuk-bentuk awa, terpikirkankah pertanyaan ini; apa sebenarnya awan itu? Kita seringkali melupakan itu. Padahal ilmu pengetahuan itu awalnya dari “pertanyaan”. Hehe... sok tahu banget. Biarin, tapi beginilah ceritanya....
Duniaku Alam
Matahari membuat air menguap, semakin banyak menumpuk di langit. Dan saat udara mendingin, jadilah titik-titik air, itulah awan...

Saat hari panas, matahari bersinar terik, air naik menjagi gas. Air dari mana? Ya, dari lautan, sungai, danau, kolam, dan sumber air lainnya. Juga dari tanah, dedaunan, dan apapun yang basah menjadi kering karena airnya menguap, menjadi uap air. Coba lihat deh bila kita mencuci pakaian. Saat pakaian basah itu dijemur, akan terlihat uap air naik.
Nah, di langit uap-uap air itu berkumpul. Saat udara menjadi dingin, uap-uap air itu menjadi titik-titik air dan es. Titik-titik air yang mengapung di langit inilah yang kita sebut awan. Bila titik air ini semakin banyak dan udara semakin dingin, maka turunlah hujan. Dan kita berlari-lari kesenangan sambil berteriak-teriak: horreee... hujan....
Duniaku Alam
Awan stratus (kiri), awan sirus (tengah) dan awan kumulus (kanan)

Mengapa awan bisa berubah-ubah bentuknya? Itu sih karena awan mengapung di udara. Jad tertiup angin sedikit ya berubah bentuknya. Tapi ketinggian awan dan keadaan cuaca sangat berpengaruh pada bentuk awan. Makanya awan dinamai karena bentuk dan ketinggiannya itu.
Misalnya ada yang dinamai awan kumulus, awan yang berbentuk seperti kapas, di ketinggian tertentu seperti sisik ikan. Awan sirus terdiri dari kristal es karena letaknya lebih tinggi. Awan sirus ini berserakan seperti baru disapu. Awan stratus menjadikan langit suram dan kelabu. Awan ini letaknya lebih dekat dengan tanah. Bila ada awan stratus ini kita sering berlari ke dalam rumah, karena kita percaya sebentar lagi akan turun hujan besar.   
Gelap dan terang awan karena jaraknya? Stop dulu. Bukan hanya itu yang mempengaruhi. Tebal dan tidaknya awan sangat berpengaruh. Semakin tebal awan, cahaya semakin susah tembus. Makanya gelap. Makanya kita percaya sebentar lagi hujan besar. Awan terang karena tipis, cahaya dengan gampang masih bisa tembus.
Kalau awan yang bercahaya, ada yang kemerahan, ada yang keemasan. Itu pasti terjadi sore saat matahari terbenam. Matahari terbenam berwarna kemerahan. Awan yang tebalnya berbeda memantulkan warna berbeda juga. Awan tebal memantulkan warna ungu dan awan tipis menjadi warna merah jambu.
Masih tidak suka dengan awan? Cepat deh ke dokter gigi. Atau beli obat sakit gigi hehehe.  **

Artikel ini disponsori oleh:

Harga : Rp.159.000,-
PEMESANAN HUB:
WA :  085772751686
BBM : 5CEFDB37 
Ingin tahu lebih banyak tentang buku KUMPULAN 101 KULTUM TENTANG ISLAM? 
Klik saja DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar